Pemberian ASI awal

"Aku pasti bisa!"

Itulah yang harus diyakini ibu saat akan menyusui bayinya.
Proses menyusui harus sudah dimulai sejak bayi keluar dari rahim ibu. Dengan begitu, menit-menit pertama setelah persalinan merupakan momen yang sangat menentukan. Begitu pula hari-hari selama ibu dirawat untuk pemulihan. Apa saja yang mesti dilakukan dan diperhatikan? Inilah beberapa di antaranya:

* BERI SENTUHAN KULIT KE KULIT
Skin to skin contact dengan ibu begitu bayi lahir (sebelum dibersihkan) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Ini penting untuk mengenalkan keberadaan ibu pada bayinya. Selain itu, sentuhan kulit ke kulit merangsang refleks bayi untuk mencari puting dan langsung menyusu pada ibunya. Tindakan ini juga merangsang keluarnya hormon oksitosin yang berguna mengurangi risiko perdarahan pada ibu sesudah bersalin. Oksitosin juga turut berperan merangsang keluarnya kolostrum, yakni zat penting dalam ASI yang kaya protein, antiinfeksi, dan pembersih usus bayi. Kolostrum biasanya keluar sejak hari pertama hingga ketujuh seusai melahirkan.
Khusus untuk bayi yang dilahirkan secara sesar, sentuhan kulit ke kulit bisa dilakukan dengan cara mendekap bayi di dekat pipi ibu. Dua jam seusai operasi, bayi bisa langsung disusui.
Sedangkan untuk bayi dengan berat lahir rendah atau bayi prematur, sentuhan kulit ke kulit masih bisa dilakukan dengan mendekap bayi di perut. Konsultasikan hal ini sebelumnya dengan dokter. Sentuhan kulit ke kulit dan menyusui sesegera mungkin bisa semakin menumbuhsuburkan rasa cinta ibu pada bayinya.

* JANGAN BERI CAIRAN LAIN
Beberapa ibu umumnya tidak langsung bisa menyusui bayinya setelah melahirkan. Mereka membutuhkan waktu puluhan menit hingga satu jam sampai ASI-nya keluar. Pada kondisi ini, banyak ibu yang memberi bayinya air putih atau minuman lain, apalagi jika bayi terlihat sangat kehausan. Ini sebaiknya jangan dilakukan karena bayi baru lahir membawa cukup cairan dalam tubuhnya. Bayi mampu bertahan meski tidak diberi cairan sedikit pun selama 4-6 jam pertama kehidupannya.
Usahakan untuk tetap bersikap relaks, tenang, dan optimis hingga ASI bisa keluar dengan lancar. Kerugian pemberian cairan lain selain ASI adalah bayi jadi enggan mengisap ASI, mengakibatkan diare karena cairan itu mungkin tercemar, alergi, ataupun mengalami bingung puting. Pemberian ASI pertama sesegera mungkin bertujuan untuk mengajari/membiasakan bayi mengisap ASI. Jadi, bukan untuk memberinya asupan makanan awal.

* UTAMAKAN RAWAT GABUNG
Rawat gabung merupakan pilihan tepat bagi ibu yang akan menyusui bayinya. Dengan cara itu, ibu bisa merawat dan memberi ASI kapan pun si kecil membutuhkan. Ada dua alternatif, ibu dan bayi memiliki ranjang terpisah, atau keduanya bersama dalam satu ranjang. Pilihan terakhir dilakukan jika ibu tidak sedang mengidap penyakit parah. Dari segi biaya, rawat gabung jelas lebih hemat sehingga lebih menguntungkan. Mintalah metode rawat gabung ini pada pihak rumah sakit atau klinik bersalin.

* PELAJARI CARA MENYUSUI YANG BENAR
Bagaimana teknik dan posisi menyusui yang benar bisa ditanyakan pada perawat, dokter, maupun pendamping persalinan. Ibu bisa berbaring sembari merangkul bayi atau meletakkan bantal dan selimut sebagai penopang kepala. Posisikan puting dan areola dengan benar. Pemilihan posisi bisa memengaruhi lancarnya ASI. Jangan khawatir bila merasakan demam ringan. Demam ASI ini akan menghilang beberapa jam setelah melahirkan.